Cermin Dua Sisi

by - Mei 18, 2014

google.com
Judulnya hari ini depan laptop menghabiskan kuota yang tersisa, download film-film inspiratif. Keyword yang kali ini ingin ku cari adalah "aktivis dakwah kampus". Sreeeeet, dihadapkan beberapa film pendek. Setelah mata memandang, tibalah pada satu judul "Cermin Dua Sisi" karya LDF FE UII.

Tak perlu berlama-lama, film sudah terdownload. Wah, gak bisa langsung nonton. Ada urusan, biasalah anak cewek ada di rumah itu untuk apa. Hehe.

Come on, kita bahas filmnya. Kisah bermula saat narator yang juga pemeran utama mengenalkan dirinya bernama Badai. Badai dengan penampilan yang sederhana dan mungkin bagi sebagian orang 'urakan', maklum Badai ini selain seorang aktifis dakwah juga senang dan aktif di teater. Badai dengan rambut gondrongnya, mempunyai kawan yang bernama Rozak, dan Meyda rekan mereka di JAM (Jamaah Al Muqtashidin) atau LDF FE UII.

Badai awalnya ragu dengan dirinya yang dicalonkan menjadi ketua JAM, ia ragu karena penampilannya yang begitu apakah pantas? Seiring berjalannya cerita Badai akhirnya ditetapkan menjadi ketua JAM. Namun, perjalanan dakwah mereka tidak mulus ya ikhwah. Banyak konflik terjadi. Ada riak-riak kecil dalam ukhuwah antara pihak pro Badai dan kontra terhadap cara berdakwah Badai (Damar dan kawan-kawan). Ada prasangka-prasangka yang hadir dalam film.

Hingga di penghujung cerita. Mereka dipertemukan pada sebuah ruang. Akhirnya mereka terketuk pada satu hal. Keterbukaan komunikasi dan intropeksi. Nangis di bagian ini, banyak hal yang belum kita ketahui. Setiap orang berhak memakai cara apapun untuk berdakwah, selama cara yang dilakukan tidak bertentangan dengan Allah dan RasulNya. Mereka saling meminta maaf dan berjanji untuk tidak menyemai benih-benih prasangka.

"Melihat orang lain itu harus dari cermin dua sisi, agar sempurna melihatnya. Tidak ada prasangka, tidak ada salah paham, dan ukhuwah tetap terjaga."

Depok, 17 Mei 2014.
@yulinsar

You May Also Like

0 komentar