Terlambat

by - September 25, 2017

Pernah tidak, sesekali dalam hidupmu kamu merasa baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu kamu tersadar bahwa apa yang kamu lakukan tidak berjalan sebaik apa yang kamu pikirkan. Apapun yang kamu lakukan kemudian terasa sia-sia. Terlambat.
 
Kita seringkali terlambat, dalam berbagai hal. Misalnya ketika berjanji bertemu dengan orang, ketika masuk kantor, sekolah, dan lainnya. Juga perihal perasaan. Kita sering terlambat. Terlambat menyadari bahwa ada harap yang diam-diam berkembang di hati kita.

Semula memang pertemuan kita biasa saja. Di tempat yang amat biasa. Kita berbincang seperti biasanya. Tetapi ketika kita mulai sibuk dengan rutinitas masing-masing, perlahan jarak tercipta. Di awal sapa masih terdengar hangat. Pertemuan kita yang hampir tiap hari berubah menjadi senyuman sekilas saja. Hingga akhirnya kita menjadi asing satu sama lain. Untuk menegur saja rasanya berat. Berbagai prasangka hadir, bukan terhadap kamu. Aku berprasangka pada diriku sendiri. Ada ketakutan tersendiri dalam hatiku. Apakah ini hal yang benar?

Ketika mau memulai sapa hangat itu kembali akan terasa aneh. Ya kan? Canggung dan yaa, seperti yang aku bilang di awal. Kita sudah asing satu sama lain. Sekarang bagaimana cara memulai semuanya dari awal lagi?

Karena jujur saja, ternyata aku merasa kehilangan teman yang mau menyentuh sisi diamku seperti kamu. Aku masih ingat saat-saat​ kamu memanggil namaku, bahkan hal konyol ketika kamu melambaikan tangan dengan senyum semangat ke arah jendela kaca saat dirimu pamit pulang. Aku di balik jendela hanya mengernyit bingung​.

Ah, bagaimana caranya menghancurkan kebekuan pada tiap pertemuan kita ke depannya? Aku harap kebekuan ini tak berlangsung lama. Hingga kita bisa berbincang nyaman seperti pertemuan awal kita. Semoga.
 
 
 
Depok, 25 September 2017

You May Also Like

0 komentar