Pernah tidak, sesekali dalam hidupmu kamu merasa
baik-baik saja. Namun, seiring berjalannya waktu kamu tersadar bahwa apa
yang kamu lakukan tidak berjalan sebaik apa yang kamu pikirkan. Apapun
yang kamu lakukan kemudian terasa sia-sia. Terlambat.
Kita
seringkali terlambat, dalam berbagai hal. Misalnya ketika berjanji
bertemu dengan orang, ketika masuk kantor, sekolah, dan lainnya. Juga
perihal perasaan. Kita sering terlambat. Terlambat menyadari bahwa ada
harap yang diam-diam berkembang di hati kita.
Semula
memang pertemuan kita biasa saja. Di tempat yang amat biasa. Kita
berbincang seperti biasanya. Tetapi ketika kita mulai sibuk dengan
rutinitas masing-masing, perlahan jarak tercipta. Di awal sapa masih
terdengar hangat. Pertemuan kita yang hampir tiap hari berubah menjadi
senyuman sekilas saja. Hingga akhirnya kita menjadi asing satu sama
lain. Untuk menegur saja rasanya berat. Berbagai prasangka hadir, bukan
terhadap kamu. Aku berprasangka pada diriku sendiri. Ada ketakutan
tersendiri dalam hatiku. Apakah ini hal yang benar?
Ketika
mau memulai sapa hangat itu kembali akan terasa aneh. Ya kan? Canggung
dan yaa, seperti yang aku bilang di awal. Kita sudah asing satu sama
lain. Sekarang bagaimana cara memulai semuanya dari awal lagi?
Karena
jujur saja, ternyata aku merasa kehilangan teman yang mau menyentuh
sisi diamku seperti kamu. Aku masih ingat saat-saat kamu memanggil
namaku, bahkan hal konyol ketika kamu melambaikan tangan dengan senyum
semangat ke arah jendela kaca saat dirimu pamit pulang. Aku di balik
jendela hanya mengernyit bingung.
Ah, bagaimana caranya menghancurkan kebekuan pada tiap pertemuan kita ke depannya? Aku harap kebekuan ini tak berlangsung lama. Hingga kita bisa berbincang nyaman seperti pertemuan awal kita. Semoga.
Depok, 25 September 2017
0 komentar