Berniaga dengan Pertolongan Allah

by - September 28, 2013

Bismillahirrahmanirrahiim.
Siapa yang tak tahu dengan peniagaan? Perniagaan sama halnya dengan berdagang, atau bertukar barang dengan nilai yang sama. Berniaga dapat diartikan jual beli untuk memperoleh untung. Jika berniaga dengan manusia ada 2 kemungkinan, untung atau buntung. Lain halnya jika berniaga dengan Allah, bukan untung tapi untung besar.
Dalam perniagaan atau jual beli biasanya ada barang yang akan di jual, ada penjual dan pembeli tentunya, juga ada akad yang mensahkannya. Namun bagaimana jika kita berniaga dengan Allah? Tentu sama dengan yang lainnya, dimana kita (manusia) sebagai penjual dan Allah sebagai sang pembeli, dan akad jual beli dengan Allah ini tertuang dalam Quran Surat Ash-Shaff ayat 10 dan 11.
  
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. 61: 10-11)

Dari Tafsir Ibnu Katsir: Dalam Hadist Abdullah bin Salam disebutkan bahwa para sahabat ra bertanya kepada Rasulullah SAW. tentang amal yang paling mulia di sisi Allah, agar mereka bisa mengerjakannya. Lalu, Allah menurunkan surah ini. Di antaranya adalah ayat “Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?”
Abdullah selanjutnya menafsirkan tijaroh (perniagaan) dalam ayat ini sebagai perdagangan yang mulia dan tidak merugi, mengandung maslahat yang diinginkan, dan menjauhkan dari kejahatan. Allah berfirman, “Yaitu, kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.”  Artinya, kamu beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.
Dalam sebuah perniagaan dengan Allah, tentu Allah sebaik-baik pembalas perbuatan. Kita menjual harta dan jiwa kita untuk menyelamatkan diri dari azab Allah yang sangat pedih. Apa contohnya menjual harta dan jiwa untuk berjihad di jalan Allah? Sedangkan kita tidak dalam posisi jihad yang sebenarnya (peperangan menghadapi kaum kafir)? Pada masa sekarang ini jihad tentu diartikan berbeda (tanpa mengubah arti jihad yang sebenarnya). Jihad masa sekarang adalah dengan menyebarkan indahnya Islam, mengajak orang pada lingkaran cinta (holaqoh), mengingatkan manusia dengan Allah, menjadikan setiap waktu kita untuk mengajak orang lain pada kebaikan (amar ma’ruf) dan menolak kemungkaran. Dakwah, adalah seindah-indahnya ajakan pada Islam. Tak memaksa, tak menyuruh, tidak dengan bom, tidak dengan kekerasan. Hanya dengan cinta. Cintalah yang membuat dakwah menyenangkan, ia hanya menjadikan setiap waktu yang terjejaki hanya dengan menjual dirinya pada Allah, menolong diin (agama) Allah.

Artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. 47:7)

Dakwah kampus adalah salah satu ajakan pada diin (agama) Allah. Selama pengalaman saya berada dalam wilayah cinta ini banyak ajakan/seruan pada mengenal Allah, lewat seminar, kajian keIslaman, dan lain-lain. Dalam Komisariat Dakwah fakultas tarbiyah banyak hal yang kakak-kakak lakukan untuk mengenalkan Islam, atau lebih tepatnya mengajak bergabung dengan lingkaran cinta. Mungkin terkadang ada batu sandungan, ujian dari Allah tentang seberapa besar cinta kita, seberapa ikhlas kita menjajaki waktu dengan mereka yang senantiasa menemani kita dalam langkah dakwah, sabar kita di uji, saat harus memilih diantara kewajiban mana yang lebih wajib, dan banyak lagi jenis ujian cinta lainnya. Semua hanya satu tujuan Allah, benarkah kita mukmin yang akan dengan sungguh-sungguh menolong agama Allah? Insyaallah, ujian yang kita lewati akan berlalu dan pasti berganti tahap dengan yang lebih tinggi. Saat pohon telah mencapai tingginya, saat angin semakin menggoda, saat itulah ujian untuk sang pohon di tawan, akankah ia bertahan? Ataukah akan tumbang? Saat itulah ujian cinta atas ayat yang dijelaskan sebelumnya, maukah kita berniaga dengan pertolongan Allah? Ataukah akan menunggu tumbang?
Wallahu a’lam.


Referensi:
1. Al-Quran dan terjemah

You May Also Like

0 komentar