Sesekali Menangis
google.com |
Sesekali menangis tidak apa-apa kan?
Tidak perlu menyembunyikan airmata yang mungkin sudah takdirnya harus
jatuh. Seiring bertambah usiamu, pasti intensitas menangismu akan
berkurang. Sejak kecil dahulu, kita mudah sekali menangis pada hal-hal
yang sepele. Dijahili teman misalnya? Atau karena kita terjatuh dan
lutut kita terluka.
Menangis adalah hal sederhana yang dulu seringkali kita lakukan. Selesai menangis, selesai perkara. Namun, tidak sesederhana itu saat kita beranjak dewasa. Kita tidak sering menangis, bahkan ketika fisik kita terjatuh atau sakit. Sebab, saat ini yang sering terluka adalah hati, bukan fisik.
Sepupu kecilku pernah bertanya, "Mengapa orang dewasa itu rumit sekali sih Mbak? Saat aku jatuh dan terluka, aku menangis kencang dan setelah itu aku lupa kalau aku pernah terjatuh. Tapi, mengapa orang dewasa menangis seperti sudah jatuh berkali-kali?" Aku hanya menjawab, "Sebab sekali mereka terjatuh, akan memerlukan banyak sekali waktu untuk sembuh." Tentu hanya menjawabnya dalam hati. Seorang anak kecil tidak butuh jawaban yang berbelit seperti itu, kan. Tidak seperti kita yang selalu menuntut jawaban yang bahkan tanpa pertanyaan.
Ah, aku jadi rindu pada hal-hal sederhana. Sesederhana menangis di depan ibu saat kakiku memar dan berdarah. Tidak seperti saat ini, aku menangis diam-diam untuk hal yang sebenarnya tidak aku mengerti, kenapa harus menangis?
Depok, 8 Agustus 2015
Menangis adalah hal sederhana yang dulu seringkali kita lakukan. Selesai menangis, selesai perkara. Namun, tidak sesederhana itu saat kita beranjak dewasa. Kita tidak sering menangis, bahkan ketika fisik kita terjatuh atau sakit. Sebab, saat ini yang sering terluka adalah hati, bukan fisik.
Sepupu kecilku pernah bertanya, "Mengapa orang dewasa itu rumit sekali sih Mbak? Saat aku jatuh dan terluka, aku menangis kencang dan setelah itu aku lupa kalau aku pernah terjatuh. Tapi, mengapa orang dewasa menangis seperti sudah jatuh berkali-kali?" Aku hanya menjawab, "Sebab sekali mereka terjatuh, akan memerlukan banyak sekali waktu untuk sembuh." Tentu hanya menjawabnya dalam hati. Seorang anak kecil tidak butuh jawaban yang berbelit seperti itu, kan. Tidak seperti kita yang selalu menuntut jawaban yang bahkan tanpa pertanyaan.
Ah, aku jadi rindu pada hal-hal sederhana. Sesederhana menangis di depan ibu saat kakiku memar dan berdarah. Tidak seperti saat ini, aku menangis diam-diam untuk hal yang sebenarnya tidak aku mengerti, kenapa harus menangis?
Depok, 8 Agustus 2015
©yulinsar
0 komentar