Quarter Life Crisis

by - Oktober 02, 2018

Akhir-akhir ini kepikiran buat ngelanjut S2 tapiiiii banyak tapinya. Terus juga mulai merasa stagnan dalam hidup. Gitu-gitu aja gak sih? Okey, kayaknya gue mulai masuk fase quarter life crisis nih. Memulai fase-fase galau tingkat lanjut dari usia remaja kemarin. Eh sekarang masih remaja deng, tapi remaja separuh baya. Apasih haha.

Quarter life crisis tuh apa sih? Googling dah, jangan males baca deh. Intinya sih ini fase dimana lu mulai merasa bimbang, buat apa lu hidup. Kenapa kayaknya waktu berjalan lamaaaa pake bingits. Tapi yang lu lakukan ya gitu-gitu lagi. Hidup cuma sekedar rutinitas. Mulai buyar tujuan-tujuannya. Nah, di masa-masa kayak gini tiba-tiba muncul keinginan yang mungkin sebelumnya ga pernah kepikiran tapi jadi keinginan yang kuat. Misal nih, gue pengen lanjut S2, tapi keinginan orang tua lain, terus keinginan hati gue yang sebelah lagi juga beda. Mau nikah tapi calonnya belum ada. Kan bingung (heh jangan tawa!). Yawis pengen S2 aja, eh jurusan yang linear cuma ada di 2 kampus besar, yang satu waw di biaya, yang satu lagi waw di jarak. Aduh hahaha, gausah ikut pusing. Gue aja yang pusing, kamu jangan, ga kuat. Kemudian muncullah godaan tes CPNS. Wes cukupppp.

Ga ngerti, ngga paham lagi.

Sekarang, gue coba buat duduk tenang aja. Sortir lagi satu-satu keinginan yang datang tiba-tiba. Mencoba melewati fase ini setenang mungkin. Fase-fase ini bikin gue sadar, bahwa manusia itu memang gak pernah puas, tapi sebenarnya bisa dan banyak yang merasa cukup. Tidak semua keinginan harus terwujud saat itu juga. Gue gak sendirian, banyak orang-orang yang bisa melalui fase ini dengan baik dan sukses. Yang gue temui biasanya mereka suka jadi rujukan, macam mamah Dedeh gitu deh. Pembawaannya tenang. Ya itu, mungkin saat di fase-fase gini dia mampu meredam letupan-letupan keinginan yang sifatnya sementara dan tujuannya belum jelas. Dia aja bijaksana sama keinginannya sendiri, apalagi sama orang lain. Ya gak sih?

Lantas, apakah keinginan-keinginan gue yang muncul bebarengan itu ga bener? Ya enggak juga. Setiap harapan, wujud sesuai waktunya masing-masing. Tapi pasti ada prioritasnya. Ya kan? Beresin dulu skala prioritasnya, lalu berdoa,, semoga Allah mewujudkan semuanya satu persatu yang terbaik menurut-Nya. Itu sih senjata gue biar kalem. Fyuh.

Sebab semuanya sudah tertulis rapih dalam lauhul mahfudz nya Allah.

Tetap kalem aja dulu dan lurusin niat!


Depok, 2 Oktober 2018

You May Also Like

0 komentar